Jumat, 04 Maret 2011

CARA MEMBUAT DENDENG BALADO MASAKAN KHAS PADANG

Bahan-bahan:

1.daging sapi segar ½ kg
2. ketumbar 1 bungkus
3. bawang putih 3 siung
4. bawang merah 5 buah
5. jahe ½ cm
6. air kelapa
7. asam jawa
8. cabe 2 ons
9. garam secukupnya









Cara membuat:

1.daging di potong tipis lalu tumbuk hingga tipis lagi
2.kemudian haluskan bumbu dan campurkan pada daging
3.tambahkan air kelapa dan asam jawa
4.setelah itu rebus sampai airnya agak kering
5.dinginkan sejenak lalu goring
6.finally, tambahkan cabe merah yang sudah di goring ke daging yang sudah masak tadi

Kemudian dendeng balado siap di sajikan….

by:adinda anderson IX.1

KURANGNYA MINAT REMAJA UNTUK MEMBACA BUKU DAN BELAJAR DI RUMAH


Pembahasan:
Kebanyakan para siswa kususnya para remaja yang sedang mengalami masa pubertas sering merasa sulit belajar dan membaca buku di rumah. Hal itu di karenakan oleh aktivitas remaja itu sendiri. Apakah aktivitas itu mengarah pada segi positif atau mengarah pada segi negative. Tergantung pada remaja itu apa dia ingin berhasil atau tidak.
Terkadang para remaja tidak berpikir panjang terhadap apa yang mereka lakukan, dan tidak memikirkan apa yang di lakukan tersebut bermanfaat atau malah menjerumuskan remaja itu sendiri. Dan akhirnya masa depan jadi taruhannya bila remaja tidak dapat mengontrol emosi dan sikap mereka. Tapi hal itu yang sulit bagi remaja zaman sekarang, kebanyakan tidak bisa mengontrol emosinya. 


Selain itu peran orang tua sangat oenting untuk mendukung para remaja untuk dapat belajar dan membaca di rumah, tanpa dukungan dari orang tua remaja pasti tidak akan pernah velajar dan menmbaca di rumah. Dan tidak kalah pentingnya remala  itu sebenarnya sangat butuh perhatian serta kasih saying dari orang tuanya. Karena orang tua lah yang menjadi panutan bagi remaja itu. Tanpa bimbingan yang baik dari orang tua, anak tidak akan menjadi orang yang berhasil 







by:adinda anderson IX.1

Rabu, 02 Maret 2011

penemu aljabar



Karya klasikalnya yang terbaik di bidang aljabar adalah buku Al-Mukhtasar di Hisab al-jabr wa l-Muqabala. Buku ini juga diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad pertengahan dan menjadi rujukan utama sejarah matematika.

Para pemikir Muslim mewarisi ilmu matematika jauh sebelum peradaban Yunani dan Hindu. Kontribusi Muslim terhadap perkembangan ilmu matematika dimulai sejak awal abad kedelapan sampai pertengahan abad ke-15. Para ahli matematika Muslim itu umumnya berasal dari Iran atau Irak yang muncul bergantian sejalan dengan adanya peperangan selama periode itu.

Perkembangan ilmu mataematika meluas ke wilayah barat melalui Turki dan Afrika Utara termasuk sebagian besar wilayah Spanyol sampai perbatasan Cina. Al Khawarizmi, ahli matematika dan astronomi dari Persia, memperkenalkan sebuah metode yang hampir sama dengan penjumlahan bilangan akar kuadrat. Dia juga merupakan orang yang memperkenalkan konsep pengurangan untuk variabel bilangan kuadrat.

Dia juga menyempurnakan dan mengembangkan geometri dengan persamaan kuadrat yang mempunyai dua variabel, seperti lingkaran, elip, parabola, dan hiperbola. Berkat dia, kita kini mengenal istilah aljabar yang merupakan terjemahan dari bahasa Arab Al-Jabr yang diambil dari judul bukunya yang paling terkenal, yaitu Al-Jabr wa l-Muqabala (buku tentang pengurangan dan persamaan).

Aljabar adalah penggabungan teori bilangan-bilangan rasional, irasional, dan geometri. Konsep ini memberikan dimensi dan pengembangan teori matematika yang benar-benar baru dibandingkan teori-teori sebelumnya. Aljabar pulalah yang menjadi dasar pijakan
pengembangan teori matematika selanjutnya. Aspek penting lain dari teori aljabar adalah dimungkinkannya penerapan matematika untuk bidang keilmuan eksak lainnya yang belum pernah terjadi di masa lalu.

Khawarizmi adalah salah seorang ilmuwan terhebat pada abad pertengahan dan merupakan ahli matematika terpenting yang terkenal dengan sebutan Bapak Aljabar. Dia menulis buku Al-Jem wa l-afraq bi Hisab al-Hind yang juga disebut Hisab al-Adad al-Hind pada bidang aritmatika yang menggunakan bilangan numerik India termasuk angka nol dan notasi desimal untuk pertama kalinya. Hal ini berkaitan dengan empat operasi dasar matematika, yaitu penambahan, pembagian, pengurangan, dan perkalian.

Kini, naskah asli dalam bahasa Arab buku tersebut sudah hilang, hanya tersedia terjemahan latinnya saja. Bukunya yang lain juga sudah raib tak ketahuan rimbanya. Karya klasikalnya yang terbaik di bidang aljabar adalah buku Al-Mukhtasar di Hisab al-jabr wa l-Muqabala. Buku ini juga diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad pertengahan dan menjadi rujukan utama sejarah matematika.

Buku yang menyajikan lebih dari 800 contoh kasus ini menjadi rujukan dalam memecahkan masalah-masalah keseharian yang dihadapi umat Islam menyangkut masalah tempat tinggal, warisan, hukum, pembagian harta, dan perdagangan.
   
Buku aslinya yang berbahasa Arab pertama kali ditulis pada tahun 820 M dan diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad ke-12. Patut digarisbawahi bahwa istilah Aljabar (dalam bahasa Latin Algebra) yang ditemukan dalam khasanah bahasa Eropa pada kategori istilah-istilah kuno bidang matematika dan algoritma, adalah bentuk penyimpangan dari nama Khawarizmi.

Arti Aljabar sesungguhnya dalam bahasa Arab adalah pengembalian dengan memindahkan bilangan negatif ke sisi persamaan lainnya agar bilangan tersebut menjadi positif. Adapun istilah Muqabalah mengandung pengertian proses menyisihkan bilangan identik dari dua sisi persamaan. Akan tetapi, terjemahan terbaik untuk Hisab al-Jabr wa l-Muqabala, seperti yang diperkenalkan John K Baumgart, adalah ilmu tentang persamaan, sehingga aljabar yang dimaksudkan Khawarizmi
adalah retorika bentuk persamaan.

Khawarizmi juga memberikan konsep dasar persamaan kuadrat yang dapat digunakan untuk pembuktian kasus-kasus angka geometri. Konsep dasar aljabar pertama kali diperkenalkan sebagai disiplin ilmu matematika yang independen. Kemudian aljabar diuraikan dengan sangat teliti oleh
Khawarizmi untuk diformulasikan menjadi alat analisis menyelesaikan beragam kasus persamaan kuadrat. Formulasi ini dijelaskannya melalui metode penggunaan contoh-contoh praktis. Buku karya Khwarizmi, Hisab al-Jabr wa l-Muqabala tersebut, kini terus digunakan dalam aplikasi ilmu matematika.

RAMALAN PULAU BALI TENGGELAM PADA TAHUN 2050

Kenaikan suhu yang ekstrim dan meningkatnya air muka laut akibat global warming (pemanasan global), mengancam sejumlah wilayah di Indonesia. Daerah Khusus Ibukota (DKI Jakarta) merupakan salah satu wilayah yang sangat rentah terhadap peningkatan curah hujan.

Berdasarkan proyeksi curah hujan jangka pendek dan jangka panjang untuk daerah Jakarta hingga tahun 2030. Pada proyeksi curah hujan jangka pendek, terdapat sedikit perubahan pada pola sebaran curah hujan, meski belum ada perubahan nilai curah hujan maksimum dari tahun ke tahun yaitu tetap 340 mm.

"Pada proyeksi jangka pendek memperlihatkan terjadinya kenaikan jumlah curah hujan di Jakarta, khususnya bagian selatan. Curah hujan pun akan semakin mengalami peningkatan sebesar 20 milimeter setiap lima tahun," papar ahli perubahan iklim dari Institut Teknologi Bandung, Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT, dalam orasi ilmiah yang dilakukan pada peresmian penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung.

Sedangkan pada proyeksi curah hujan jangka panjang, terjadi penyebaran peningkatan curah hujan ke arah utara. Sehingga Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Selatan, akan kerap terjadi banjir bandang yang jauh lebih besar pada tahun-tahun sesudah 2030.

Anomali cuaca dan iklim ini akan menimbulkan dampak yang lebih dramatis seperti yang akan terjadi pada Pulau Bali. Luas Pulau Bali kini 5.632 kilometer persegi, pada 2050 akan terendam seluas 489 kilometer persegi. Rendamannya akan semakin luas pada 2070, hingga mencapai 557 kilometer persegi.

Dan yang lebih mencengangkan, kerendaman wilayah ini akan mengakibatkan terpisahnya Pulau Bali menjadi dua bagian. Tanah genting yang selama ini menjadi penghubung sebagian besar Pulau Bali dengan Nusa Dua, diantaranya terdapat Pantai Kuta dan Sanur, akan ternggelam.

"Nusa Dua akan menjadi pulau tersendiri yang terpisah dari Pulau Bali. Maka dari itu, puas-puaslah bepergian di Pantai Kuta dan Sanur sebelum tenggelam," selorohnya kepada ratusan mahasiswa baru ITB angkatan 2010/2011.

BUAH NANAS BERCABANG 14 HEBOHKAN PALEMBANG


Sayangan, 17 Ilir Palembang mendadak heboh. Pasalnya, Jumat (25/6), sekitar pukul 12.00 salah seorang pedagang menjual buah nanas bercabang 14 dengan kata lain satu tandan berisi 14 buah yang tersusun bak melati yang sedang mekar.

Mursal (35), sang pemilik mengaku memperoleh nanas tersebut dari temannya bernama Alani warga Pangkalanbalai, Banyuasin. Menurutnya nanas tersebut sengaja dibawa ke Palembang karena Alani yang menanamnya merasa aneh dengan buah nanas miliknya.

"Nanas itu, dikirim kawan aku dari Pangkalanbalai. Karno dio meraso nanas itu aneh dikasihkennyo samo aku kalu bae ado yang nak mbelinyo. Ruponyo yo jadi tontonan wong bae," kata Mussal. Hingga pukul 15.30 kondisi pasar tersebut masih ramai karena warga yang lewat merasa penasaran dengan rupa nanas tersebut.

Sebagian mereka bahkan mengabadikan nanas tersebut melalui kamera handpone masing-masing. Mursal sendiri mengatakan tidak akan mengkonsumsi nanas tersebut dan akan menjadikannya pameran selama buat bersisik tersebut belum membusuk.

Mengamati bentuknya, buah nanas tersebut mirip seperti kelopak mawar yang sedang mekar. Di bagian ujung buahnya terdapat tiga cabang buah, sementara di sekeliling kelopaknya juga terdapat 11 buah lagi dalam ukuran kecil. Warnanya yang kekuningan nampak menunjukkan bahwa buah tersebut sudah matang, meskipun 14 cabang lainnya nampak terlihat hijau alias masih muda.
 
Buahnanas dengan 14 cabangnya yang mengembang, diletakkan pemiliknya di atas kios yang sudah kosong karena yang berdagang di sana sudah pulang. Hal itu menarik perhatian warga yang lewat, terlebih letaknya hanya lima meter dari jalan arah ke 16 Ilir. Hingga pukul 15.30 kondisi pasar tersebut masih ramai karena warga yang lewat terpaksa singgah dan menyaksikan rupa nanas tersebut.

Tatang, salah seorang warga mengaku belum pernah melihat buah nanas bercabang sampai 14 buah. Apalagi susunan buahnya nampak rapi seakan sengaja dibentuk.

BOCAH RAKSASA UMUR 9 TAHUN BERAT MENCAPAI 183



NALCHIK-SURYA-Dengan tinggi 158 cm dan berat 146 kg, Dzhambik Khatokhov bisa mewujudkan cita-citanya sebagai pegulat Olimpiade mewakili negaranya, Rusia. Tetapi bocah sembilan tahun ini tak pelak memicu kontroversi.
Dengan postur seperti itu, Jambik (demikian panggilannya) bisa menjadi bocah tergemuk di dunia dan ia pun semakin ngetop di lingkungannya. Tetapi dokter menjadi miris, karena Jambik terlalu gemuk dan itu mengancam kesehatan berikut nyawanya.
“Dia terus tumbuh, ke atas dan ke samping. Apa yang bisa saya perbuat? Karena memang beginilah dia, sebagaimana diciptakan Tuhan,” kata Nelya, 42, ibu Jambik kepada The Sun, Minggu (19/7).
Agar gampang membayangkan betapa berat Jambik, bocah ini kira-kira sama dengan berat empat sampai lima teman sekelasnya. Ukuran sepatunya 8 atau sama dengan 38 di Indonesia. Meski lahir dengan ukuran normal, saat berusia setahun, beratnya sudah mencapai 13 kg.
Soal kekuatan, jangan pernah meragukan Jambik. Pada usia tiga tahun, ia sudah bisa mengangkat beban seberat 15 kg. “Dia sudah bisa mengangkat batu-batu besar dan ember berisi air,” kata Nelya.
Karena itu, agar barang-barang di rumah tidak rusak, harus ada modifikasi. Misalnya kursi dan sofa harus dibuat dari kayu dan desain khusus agar tidak patah bila diduduki Jambik. Begitu juga sepeda dan benda-benda beroda lain, harus ada penyesuaian.
Ketika ditanya apakah dia ingin kurus, Jambik agak ragu-ragu. ”Tidak tahu. Eh.. tidak, saya senang seperti ini,” katanya.
Jambik punya dua kakak laki-laki yang ukurannya biasa-biasa saja, bahkan cenderung kurus, yaitu Rezvan, 21, dan Mukhamed, 17. Nelya bercerai dari suaminya ketika mengandung Jambik. “Jambik sangat mudah dilahirkan, lebih gampang dari kedua kakaknya,” kata Nelya yang berprofesi sebagai perawat.
Kondisi ini menarik perhatian dokter Inggris Ian Campbell yang kemudian menghabiskan waktu sepekan untuk meneliti Jambik dan keluarganya dua tahun lalu. Menurut Campbell, kondisi kesehatan Jambik mengerikan. “Bobot seberat itu berarti risiko terserang diabetes, penyakit jantung dan kanker sangat besar. Dengan seberat itu waktu muda, tentu harapan hidupnya sangat berkurang,” kata Campbell.
Selain dari Campbell, Nelya kerap mendapatkan peringatan dari tetangga dan rekan-rekannya. “Mereka menasihati seolah-olah saya tidak khawatir dengan kondisi anak saya,” kata Nelya.
Menurut Nelya, sejak berusia enam bulan, Jambik telah menjalani berbagai pemeriksaan. Semua dokter ingin tahu mengapa bocah itu berkembang seperti tanpa kendali. Tetapi tak satupun menemukan ada yang salah. “Ketika berusia lima bulan saya bawa dia ke klinik di Moskow dan kami menjalani pemeriksaan lengkap, termasuk scan semua organ dan tes hormone. Namun hasilnya, semua sangat sehat, dari jantung, hati dan semuanya. Jadi saya tidak lagi khawatir dan yakin dia akan hidup lama dan bahagia,” kata Nelya.
Soal makanan ia tidak membatasi, karena Jambik punya aktivitas olahraga yang keras juga, sehingga tidak ada salahnya dia menyediakan semua keperluan dan keinginan Jambik. ”Saya berusaha menyediakan makanan yang sesehat mungkin. Kami tidak melarangnya makan permen atau makan es krim sesukanya, karena olahraganya juga kuat. Tetapi tentu saja dia tidak hanya makan es krim dan fast food atau permen,” katanya.
Pada 2004, Jambik ditemani Nelya ke Jepang untuk belajar sumo yang dianggap cocok untuk postur dan kekuatan Jambik. Namun di situ Nelya kecewa, karena ada yang menganggap bahwa dia menyuntikkan steroid untuk memacu pertumbuhan badan anaknya. ”Mereka pikir saya pembunuh? Bagaimana mungkin mereka mengira seorang ibu tega melakukan itu kepada anaknya?” kata Nelya.
Soal olahraga, sekarang Jambik punya penyaluran, yaitu belajar gulat. Ia berlatih gulat lima kali dalam sepekan. Ia juga suka berenang. “Saya ingin menjadi atlet ketika dewasa. Atau lebih baik, juara Olimpiade,” tutur Jambik.
Namun kesulitan justru menimpa Khasan Teusvazhukov, 48, pelatih gulatnya. Ia semakin sulit mencari lawan seimbang untuk Jambik, karena bobot rekan-rekan seusianya hanya seperlimanya.
Sumber : tidakmenarik.wordpress.com

MENGENAL SUKU KAYAN LAHWI ATAU PADAUNG DENGAN PEREMPUAN BERLEHER JERAPAH

Di belahan bumi manapun, perempuan suka tidak suka sering dilihat dan dinilai hanya dari segi fisiknya, semakin cantik atau menarik seorang wanita, kans untuk mendapatkan pasangan akan semakin terbuka lebar, bahkan kalau bisa mendapatkan pasangan yang bisa mengangkat derajad perempuan tersebut. Setidaknya pomeo ini berlaku sampai saat ini, dimanapun. Menyedihkan sekaligus memprihatinkan. Terkesan tidak adil memang, tapi inilah faktanya. Oleh karena itulah, berbagai cara dilakukan untuk menjadi cantik secara fisik.

Dan ini sama, berlaku di manapun di dunia ini selama masih ada makhluk perempuan. Seringkali para perempuan melakukan apa saja demi memperoleh status cantik di mata lelaki. (Baca : menurut standard kaum lelaki). Bahkan tidak jarang sampai menyakiti diri sendiri. Tentu saja standard cantik di berbagai daerah dan negara berbeda-beda. Beauty is the eye's of beholder.

Yang dianggap cantik di negara tertentu, mungkin saja dianggap mengerikan bagi negara lain. Salah satunya adalah standard cantik yang dianggap 'tidak wajar' wanita di Kayan atau Karen, sebuah daerah terpencil dengan beberapa suku minoritas yang tinggal di perbatasan Burma dan Thailand, khususnya suku Padaung atau Pa Dong.
Para perempuan Kayan yang terdiri dari beberapa suku, untuk mengidentifikasi ciri khas di antara suku yaitu dapat dibedakan dari jenis pakaian adat yang dikenakan. Berbeda suku berbeda bahasa, adat dan ciri khas berpakaian. Adalah Suku Kayan Lahwi atau Padaung yang dikenal dengan ciri khasnya yaitu pemakaian neck ring atau kerangkeng leher. Leher yang dililit kalung berbentuk spiral yang dibuat dari tembaga berwarna kuning. Selain sebagai asesori juga sebagai lambang kecantikan wanita suku tersebut. Di sebuah pedesaan dalam salah satu film dokumenter National Geographic digambarkan, sebagai desa perempuan berleher jerapah, semua perempuan penduduk desa tersebut mulai dari kanak-kanak sampai nenek-nenek berusia lanjut mempunyai ciri khas, lilitan di lehernya.


Pemakaian kalung istimewa ini dimulai ketika seorang anak berusia sekitar lima tahun. Yang biasanya pada anak seumur itu, hanya berupa dua lilitan. Setiap dua atau tiga tahun, kalung yang lebih merupakan sebagai kerangkeng yang mencengkeram leher, ditambah lilitannyaa misalnya dari dua menjadi empat atau lima lilitan. Demikian seterusnya, makin tua usia makin banyak lilitan di lehernya. Makin panjang pula lehernya. Dan karena beban kalung semakin berat seiring dengan bertambahnya umur, membuat tulang leher akan terus turun melesek dan menekan tulang punggung sehingga kedua pundak nampak tidak balance melorot. Dan leher kian panjang lurus bak leher jerapah.

Ironisnya, bertolak dari anggapan umum selama ini yang menganggap perempuan dengan kerangkeng leher akan dapat memperpanjang leher seorang perempuan, sejatinya adalah merupakan ilusi atau kesan yang ditimbulkan akibat leher yang secara paksa ditarik yang diakibatkan dengan rusaknya clavicle. Leher seakan nampak melar panjang secara paksa. Dari hasil X-ray diketahui bahwa tulang penyangga leher dan sekitar mengalami perubahan bentuk, dan mengakibatkan tulang dan otot leher sangat lemah, apabila pemakain kerangkeng leher ini selama puluhan tahun dan dilepas, akan sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian. Leher rentan sekali dan mudah patah.




Banyak alasan seputar pemakaian kerangkeng leher ini, ada yang percaya bahwa dulu, perempuan dipaksa dikerangkeng lehernya untuk memberi kesan kurang menarik bagi orang dari luar suku mereka, yang pada jaman tersebut, wanita yang dianggap cantik menarik akan dirampas secara paksa oleh suku lain dan selanjutnya dijadikan sebagai budak. Namun ada pendapat lain yang mengemukakan alasan sebenarnya bahwa pemasangan kerangkeng ini justru untuk membuat perempuan jauh lebih menarik dan nampak cantik dengan leher yang jenjang khas perempuan dan menciptakan sexual dimorphism, daya tarik seksual yang kuat bagi kaum lelaki. Pendapat kedua inilah yang lebih banyak diyakini.

Selain itu juga adanya pendapat bahwa lilitan kalung tembaga atau kerangkeng tembaga ini untuk membuat perempuan seperti naga yang artinya kuat sekaligus indah. Naga, adalah merupakan binatang suci suku Kayan. Seperti yang diuangkap di bagian prolog, secara literal, kerangkeng leher untuk mencegah gigitan harimau, sebenarnya kepercayaan itu lebih dipercaya sebagai makna simbolis belaka.

Para perempuan Kayan, kenyataannya paham sekali makna dibalik pemakaian kerangkeng leher, apapun alasannya mereka tidak keberatan karena sudah merupakan tradisi turun temurun. Walau mereka lebih bangga jika dikatakan bahwa kerangkeng leher ini sebagai lambang identitas khas budaya Kayan. Pemakaian kerangkeng ini tentu saja dalam prakteknya tidak akan membuat perempuan merasa tercekik, dan susah bernafas dan akan mengganggu aktifitas sehari-harinya. Yang ada bukannya mereka merasa terganggu namun mereka nampak wajar seperti perempuan normal lainnya. Mereka melakukan pekerjaan sehari-hari dari memasak sampai menenun tanpa hambatan.

Yang benar adalah, pemakaian kerangkeng selama bertahun-tahun akan melemahkan otot-otot leher dan membuat leher sangat beresiko untuk patah. Beberapa perempuan Kayan yang tinggal di kawasan pengungsi di Thailand, melepaskan kerangkeng dengan alasan medis, namun ada juga banyak dari mereka yang bersikeukeh memakai kerangkeng leher karena selain pelepasan kerangkeng bisa membahayakan mereka juga mereka para perempuan ini sudah menganggap lilitan tembaga di lehernya adalah bagian dari tubuhnya. Hal ini dilakukan oleh mereka yang sudah memakai kerangkeng leher puluhan tahun.


Tahun 2006 banyak generasi muda yang belum begitu lama memakai kalung terutama yang tinggal di kawasan Mae Hong Son memilih untuk melepaskan kerangkeng leher demi memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi. Ya, kesadaran pentingnya ilmu pengetahuan telah mulai merambah generasi muda wanita Kayan. Selain alasan studi, mereka memilih melepas kerangkeng leher juga sebagai bentuk protes terhadap eksploitasi budaya. Demikian juga para pengungsi yang tinggal di kawasan pengusi di Thailand melepaskan kerangkengnya. Walau sebagian mengaku, dengan melepaskan kerangkengnyaa ada rasa ketidak-nyamanan namun setelah tiga tahunan, mereka merasa lebih normal.

Perkembangan jaman telah merubah generasi muda untuk memilih meninggalkan tradsisi meng-kerangkeng leher, hanya di dearah-daerah yang terpencil masih sering dipraktekkan, generasi yang lebih tua tentu tetap mempertahankan tradisi ini. Di Thailand, wanita ber-leher jerapah, dewasa ini menjadi sangat popular di kalangan turis di seluruh dunia. Berbondong-bondong turis dari berbgai manca negara ingin melihat dan menyaksikan secara langsung. Pomosi gencar-gencaran terutama dari para operator turis di Thailand, menjadikan desa-desa terpelosok maupun kawasan pengsungsian menjadi terkenal.

Peluang ini tentu tidak disia-siakan, selain wanita berleher jerapah ini sebagai objek wisata, mereka juga dikaryakan dengan memproduksi hasil kerajinan masyarakat setempat. Walaupun tentu dengan berhasilnya upaya promosi wanita berleher jerapah ini, menimbulkan pro dan kontra. Banyak protes dari berbagai organisasi dunia yang ditujukan kepada pemerintah setempat dan pemerintah Thailand pada umumnya tentang eksploitasi budaya dan menjadikan para wanita tersebut sebai komoditi human zoo. Yang tentu saja dianggap tidak berperikemanusiaan.

Adalah Zember, nama salah seorang gadis Kayan yang namanya popular di berbagai negara, gara-gara gambar yang menampilkan dirinya saat dia masih kanak-kanak dengan senyum polos dan memamerkan leher jerapahnya, sebagai icon ajang promosi wisata yang dipasang di sebuah display di daerah turis di Thailand yang kelak mampu menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia namun juga sekaligus menggoncangkan dunia. Suku Kayan yang semula tidak banyak yang tahu mendadak melejit terkenal di saentaro jagad. Kayan identik dengan wanita eksotik berleher jerapah. Saat ini Zember berusia 23 tahun dan lehernya sudah tidak dikerangkeng lagi. Dia melepaskan kerangkengnya karena dia ingin melanjutkan studi dan juga gara-gara pihak penguasa Mae Hong Son, menolak memberikan dia ijin untuk ber-imigrasi ke New Zealand. Pihak penguasa tidak memberikan ijin karena Zember dianggap mewakili wanita eksotik berleher jerapah yang juga menjadi icon wisata Thailand.


Zember mengakui bahwa memang ada dampak negatif terhadap kepariwisataan karena dewasa ini banyak terjadi ekodus wanita berleher jerapah ke luar negeri. Semakin banyak perempuan yang melepaskan kerangkengnya, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan sebagai faktor wisata? Dan rupanya, Inilah yang dikuatirkan oleh pemerintah setempat dengan pelarangan tersebut.

"Dulu ketika saya masih sangat muda, saya bertekad untuk terus memakai kerangkeng leher demi memelihara tradisi, dan melestarikan budaya suku kami, jujur saya sedih harus melepaskan kerangkeng ini namun saat ini saya tinggal di kota, tak ada yang peduli siapa saya, dan tak ada lagi yang memandang saya dengan tatapan aneh. " Demikian antara lain pengakuan Zember.

Masih menurut Zember, di desanya, jika turis ingin menyaksikan perempuan dengan leher jerapah mereka harus membayar, karena perempuan dengan leher jerapah inilah yang merupakan objek wisata dan daya tarik tersendiri yang memang dipromosikan gencar-gencaran. Zember menyadari penuh bahwa, lambat laun perempuan leher jerapah hanya dijadikan sebagai komoditi untuk mengeruk uang demi kepentingan penguasa saja, karena uang yang masuk untuk kesejahteraan desanya sangat kecil dibanding yang jatuh ke pihak pegnguasa. Inilah yang membuat dia tidak happy dan merasa dieksploitasi habis-habisan. Selama ini memang penguasa Thailand yang gencar mempromosikan suku Kayan daripada pemerintah Burma. Dan wanita berleher jerapah jauh lebih popular di Thailand daripada di Burma sendiri.

Ya, tidak dapat dipungkiri bahwa wanita dengan leher jerapah masih merupakan objek wisata andalan yang banyak mendatangkan uang. Seperti diakui oleh salah seorang pemandu wisata yang bernama Wanchai Thiansiri. Sekitar 100 orang Kayan atau di Burma disebut Padaung, melarikan ke perbatasan Thailand akibat perang saudara yang makin intens terjadi di Burma sekitar akhir tahun delapan puluhan.

Masih menurut pengakuan Zember yang sejak berusia lima tahun tinggal di Thailand, wanita berleher jerapah sebagai objek wisata andalan, bahwa jika hendak memotret atau hanya sekedar memandangi mereka, turis harus merogoh kantong sekitar 250 baht. Dari seluruh penghasilan ini, setiap orang dari seluruh penghasilannya, memperoleh sekitar

Love is...
© Masa lalu adalah pelajaran untuk dimasa sekarang - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace